Komunikasi
Assertif: Cara Santun Berani Bilang “Tidak” untuk Remaja Introvert
Pernah
Nggak, Ngerasa Sulit Bilang “Nggak”?
Pernah Gak, Kamu Mau Nolakin Tapi Gak Enak?
“Eh temenin aku dong ke sana.”
“Boleh minjam uang sebentar?”
“Ayo ikut, masa kamu nggak ikut sih?”
Kalau kamu sering bilang “iya” padahal sebenarnya mau bilang “nggak”, berarti kamu butuh belajar komunikasi asertif. Apalagi buat kamu yang cenderung introvert dan sering nggak enakan, belajar berani bilang tidak itu adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan sosial yang sehat.
Sebagai mahasiswa Ilkom Inaba, kamu pasti belajar banyak soal cara berkomunikasi efektif. Tapi tahu nggak, salah satu jenis komunikasi paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi asertif?
Nah, di artikel ini kamu bakal tahu cara
berBerkomunikasi yang tegas tapi tetap sopan, jelas tapi nggak menyakiti orang lain,caranya
berani bilang tidak, menjaga hubungan tetap sehat, dan tetap jadi diri sendiri
tanpa merasa bersalah.
Apa Itu Komunikasi Assertif?
Komunikasi assertif adalah cara menyampaikan pikiran, perasaan, atau keinginan secara langsung, jujur, dan hormat, baik ke diri sendiri maupun orang lain. Jadi bukan komunikasi yang pasif (selalu “iya”, padahal dalam hati “menolak” dan bukan juga terlalu “memaksa”)
Menurut Alberti & Emmons (2008), komunikasi assertif adalah keterampilan sosial yang membantu seseorang menyatakan haknya tanpa melanggar hak orang lain. Ini adalah kunci utama dari komunikasi sehat, terutama untuk kamu yang masih belajar mengenal batas diri.
Kenapa Remaja Perlu Belajar Komunikasi Tegas?
·
Biar Nggak Jadi "Yes
Man/Woman" Sepanjang Waktu
Kalau kamu selalu mengiyakan semua permintaan,
lama-lama kamu bisa capek sendiri, bahkan kehilangan jati diri.
·
Menjaga Batas Sehat dalam
Hubungan
Dengan komunikasi tegas, kamu bisa menunjukkan
batasan tanpa harus marah-marah. Cocok banget buat kamu yang nggak suka
konflik, tapi juga nggak mau terus-menerus dimanfaatkan.
·
Meningkatkan Rasa Percaya
Diri
Saat kamu bisa menyuarakan keinginan atau
ketidaksukaan dengan tenang, kamu jadi lebih merasa berharga dan dihargai.
·
Bermanfaat di Dunia Nyata
& Digital
Di dunia kerja, organisasi, atau pertemanan,
kemampuan ini bikin kamu nggak gampang ditekan dan bisa mempertahankan
pendapatmu secara sehat.
Remaja Introvert, Kamu Bisa Kok Punya Suara!
Introvert sering dianggap pendiam, tapi bukan
berarti nggak punya pendapat, atau tidak bisa menyuarakan pendapat. Banyak
introvert justru punya pemikiran matang, hanya saja butuh waktu dan ruang untuk
menyampaikan.
Nah, komunikasi assertif bisa jadi alat buat kamu
menyuarakan isi hati dengan cara yang nyaman dan nggak memaksakan diri jadi
orang lain. Kamu tetap bisa jadi pribadi yang tenang, tapi punya prinsip dan
dihormati.
Di
jurusan Ilkom Inaba, komunikasi asertif bahkan menjadi bagian penting karena
sangat relevan dengan kehidupan sosial mahasiswa.
Tanda Kamu Sudah Mulai
Komunikatif Secara Assertif:
Ø Kamu bisa bilang “tidak” tanpa merasa bersalah
Ø Kamu memberi kritik atau pendapat dengan cara sopan
Ø Kamu berani menolak ajakan yang bertentangan dengan nilai
pribadimu
Ø Kamu tetap bisa menjaga hubungan walau berbeda pendapat
Tips
Komunikasi Assertif Buat Kamu yang Mau Latihan
Berikut cara praktis buat mulai belajar
komunikasi tegas dan sehat, khususnya untuk kamu yang masih merasa nggak
enakan:
1.
Gunakan Pernyataan “Saya”
Daripada ngomong, “Kamu nyebelin banget sih,”
coba:“Saya ngerasa terganggu kalau ditelepon larut malam. Boleh nggak kita atur
waktu ngobrolnya?”
Kalimat “saya” lebih fokus ke perasaan kamu, bukan
menyalahkan orang lain.
2. Tegas, Tapi Tetap Ramah
Contoh situasi: diajak nongkrong padahal kamu
lagi capek.
“Nggak ah, males.”
“Makasih ya udah ngajak. Tapi aku butuh istirahat
dulu malam ini.”
3. Latihan di Depan Cermin
atau Teman Dekat
Kalau kamu takut kelihatan kaku atau terlalu
keras, coba latihan dulu di depan cermin atau ke sahabat yang bisa kasih
feedback jujur.
4. Mulai dari Situasi Kecil
Nggak harus langsung ke konflik besar. Mulai dari
hal kecil:
·
Minta makananmu jangan
pedas
·
Tolak ajakan grup WA yang
kamu nggak nyaman
·
Minta waktu untuk
menyendiri sebentar karena kepribadian introvert suka menyendiri untuk
memulihkan energi nya setelah bersosial
5.
Tenang & Jaga
Ekspresi
Nada bicara, kontak mata, dan bahasa tubuh bisa
memperkuat pesanmu. Nggak perlu marah atau melotot. Bersikap tenang, Agar terlihat
kesan lebih elegan dan bisa dipercaya.
Apa yang Terjadi Kalau
Terus Menerus Pasif?
Kamu mungkin menghindari konflik, tapi bisa
berakhir dengan:
a)
Perasaan lelah dan nggak
dihargai
b) Kesulitan membangun hubungan yang sehat
c)
Diri sendiri jadi nggak
tahu maunya apa
d) Orang lain jadi terus memanfaatkan kamu
Makanya, penting buat mulai berani bilang tidak,
bukan karena egois, sombong atau merasa tidak enak tapi karena kamu juga
manusia yang punya batas, energi, dan perasaan.
Kesimpulan: Tegas Itu
Nggak Sama dengan Galak
Kamu nggak harus berubah jadi orang keras atau
dominan untuk bisa dihargai. Justru dengan komunikasi assertif, kamu bisa
menjaga hubungan baik sambil tetap setia pada prinsip dan kebutuhan diri sendiri.
Untuk kamu yang introvert, ingat: suaramu tetap
penting. Pelan-pelan belajar menyuarakan isi hati dengan cara yang tenang dan
tulus akan membantumu jadi pribadi yang kuat, sehat secara emosional, dan lebih
dihargai orang lain.
Sebagai bagian dari generasi muda dan mahasiswa
Ilkom Inaba, kamu punya tanggung jawab untuk membentuk hubungan sosial yang
sehat, dimulai dari cara kamu berkomunikasi. Yuk, belajar jadi berani dan tegas
tanpa kehilangan kelembutan hati Karena menyenangkan orang lain terus-menerus
bukanlah tugasmu. Yang penting, kamu sudah menyampaikan dengan sopan, tegas,
dan jujur.
Referensi:
Alberti, R.E., & Emmons, M.L. (2008). Your
Perfect Right: Assertiveness and Equality in Your Life and Relationships.
Rahmat, J. (2019). Psikologi Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar