Selasa, 22 Juli 2025




Komunikasi Assertif: Cara Santun Berani Bilang “Tidak” untuk Remaja Introvert

 


Pernah Nggak, Ngerasa Sulit Bilang “Nggak”?

Pernah Gak, Kamu Mau Nolakin Tapi Gak Enak?

“Eh temenin aku dong ke sana.”

“Boleh minjam uang sebentar?”

“Ayo ikut, masa kamu nggak ikut sih?”

Kalau kamu sering bilang “iya” padahal sebenarnya mau bilang “nggak”, berarti kamu butuh belajar komunikasi asertif. Apalagi buat kamu yang cenderung introvert dan sering nggak enakan, belajar berani bilang tidak itu adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan sosial yang sehat.

Sebagai mahasiswa Ilkom Inaba, kamu pasti belajar banyak soal cara berkomunikasi efektif. Tapi tahu nggak, salah satu jenis komunikasi paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi asertif?

Nah, di artikel ini kamu bakal tahu cara berBerkomunikasi yang tegas tapi tetap sopan, jelas tapi nggak menyakiti orang lain,caranya berani bilang tidak, menjaga hubungan tetap sehat, dan tetap jadi diri sendiri tanpa merasa bersalah.

 Apa Itu Komunikasi Assertif?

Komunikasi assertif adalah cara menyampaikan pikiran, perasaan, atau keinginan secara langsung, jujur, dan hormat, baik ke diri sendiri maupun orang lain. Jadi bukan komunikasi yang pasif (selalu “iya”, padahal dalam hati “menolak” dan bukan juga terlalu “memaksa”)

Menurut Alberti & Emmons (2008), komunikasi assertif adalah keterampilan sosial yang membantu seseorang menyatakan haknya tanpa melanggar hak orang lain. Ini adalah kunci utama dari komunikasi sehat, terutama untuk kamu yang masih belajar mengenal batas diri.

Kenapa Remaja Perlu Belajar Komunikasi Tegas?

·         Biar Nggak Jadi "Yes Man/Woman" Sepanjang Waktu

Kalau kamu selalu mengiyakan semua permintaan, lama-lama kamu bisa capek sendiri, bahkan kehilangan jati diri.

·         Menjaga Batas Sehat dalam Hubungan

Dengan komunikasi tegas, kamu bisa menunjukkan batasan tanpa harus marah-marah. Cocok banget buat kamu yang nggak suka konflik, tapi juga nggak mau terus-menerus dimanfaatkan.

·         Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Saat kamu bisa menyuarakan keinginan atau ketidaksukaan dengan tenang, kamu jadi lebih merasa berharga dan dihargai.

·         Bermanfaat di Dunia Nyata & Digital

Di dunia kerja, organisasi, atau pertemanan, kemampuan ini bikin kamu nggak gampang ditekan dan bisa mempertahankan pendapatmu secara sehat.

 Remaja Introvert, Kamu Bisa Kok Punya Suara!

Introvert sering dianggap pendiam, tapi bukan berarti nggak punya pendapat, atau tidak bisa menyuarakan pendapat. Banyak introvert justru punya pemikiran matang, hanya saja butuh waktu dan ruang untuk menyampaikan.

Nah, komunikasi assertif bisa jadi alat buat kamu menyuarakan isi hati dengan cara yang nyaman dan nggak memaksakan diri jadi orang lain. Kamu tetap bisa jadi pribadi yang tenang, tapi punya prinsip dan dihormati.

Di jurusan Ilkom Inaba, komunikasi asertif bahkan menjadi bagian penting karena sangat relevan dengan kehidupan sosial mahasiswa.

 

Tanda Kamu Sudah Mulai Komunikatif Secara Assertif:

Ø  Kamu bisa bilang “tidak” tanpa merasa bersalah

Ø  Kamu memberi kritik atau pendapat dengan cara sopan

Ø  Kamu berani menolak ajakan yang bertentangan dengan nilai pribadimu

Ø  Kamu tetap bisa menjaga hubungan walau berbeda pendapat

Tips Komunikasi Assertif Buat Kamu yang Mau Latihan

Berikut cara praktis buat mulai belajar komunikasi tegas dan sehat, khususnya untuk kamu yang masih merasa nggak enakan:

1.      Gunakan Pernyataan “Saya”

Daripada ngomong, “Kamu nyebelin banget sih,” coba:“Saya ngerasa terganggu kalau ditelepon larut malam. Boleh nggak kita atur waktu ngobrolnya?”

Kalimat “saya” lebih fokus ke perasaan kamu, bukan menyalahkan orang lain.

2. Tegas, Tapi Tetap Ramah

Contoh situasi: diajak nongkrong padahal kamu lagi capek.

“Nggak ah, males.”

“Makasih ya udah ngajak. Tapi aku butuh istirahat dulu malam ini.”

3.   Latihan di Depan Cermin atau Teman Dekat

Kalau kamu takut kelihatan kaku atau terlalu keras, coba latihan dulu di depan cermin atau ke sahabat yang bisa kasih feedback jujur.

4.    Mulai dari Situasi Kecil

Nggak harus langsung ke konflik besar. Mulai dari hal kecil:

·         Minta makananmu jangan pedas

·         Tolak ajakan grup WA yang kamu nggak nyaman

·         Minta waktu untuk menyendiri sebentar karena kepribadian introvert suka menyendiri untuk memulihkan energi nya setelah bersosial

5.      Tenang & Jaga Ekspresi

Nada bicara, kontak mata, dan bahasa tubuh bisa memperkuat pesanmu. Nggak perlu marah atau melotot. Bersikap tenang, Agar terlihat kesan lebih elegan dan bisa dipercaya.

Apa yang Terjadi Kalau Terus Menerus Pasif?

Kamu mungkin menghindari konflik, tapi bisa berakhir dengan:

a)   Perasaan lelah dan nggak dihargai

b)  Kesulitan membangun hubungan yang sehat

c)   Diri sendiri jadi nggak tahu maunya apa

d)  Orang lain jadi terus memanfaatkan kamu

Makanya, penting buat mulai berani bilang tidak, bukan karena egois, sombong atau merasa tidak enak tapi karena kamu juga manusia yang punya batas, energi, dan perasaan.

Kesimpulan: Tegas Itu Nggak Sama dengan Galak

Kamu nggak harus berubah jadi orang keras atau dominan untuk bisa dihargai. Justru dengan komunikasi assertif, kamu bisa menjaga hubungan baik sambil tetap setia pada prinsip dan kebutuhan diri sendiri.

Untuk kamu yang introvert, ingat: suaramu tetap penting. Pelan-pelan belajar menyuarakan isi hati dengan cara yang tenang dan tulus akan membantumu jadi pribadi yang kuat, sehat secara emosional, dan lebih dihargai orang lain.

Sebagai bagian dari generasi muda dan mahasiswa Ilkom Inaba, kamu punya tanggung jawab untuk membentuk hubungan sosial yang sehat, dimulai dari cara kamu berkomunikasi. Yuk, belajar jadi berani dan tegas tanpa kehilangan kelembutan hati Karena menyenangkan orang lain terus-menerus bukanlah tugasmu. Yang penting, kamu sudah menyampaikan dengan sopan, tegas, dan jujur.


Referensi:

Alberti, R.E., & Emmons, M.L. (2008). Your Perfect Right: Assertiveness and Equality in Your Life and Relationships.

Rahmat, J. (2019). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Budaya K-Pop: Saat Meme, Fandom, dan Bahasa Pop Culture Jadi Alat Komunikasi Anak Muda   “ Oppa Saranghae!” antara Hiburan dan Bahasa Baru P...